KEBERADAAN ISLAM DI WILAYAH NUSANTARA
DISUSUN OLEH:
BAGUS SULISTIYO
20210801138
TEKNIK INFORMATIKA
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmatNya sehingga tugas ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Dan Dapat
Memenuhi Sebagai syarat Penilaian.
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Thomas Walker Arnold, sulit untuk menentukan bilakah masa tepatnya
Islam masuk ke Indonesia. Hanya saja, sejak abad ke-2 Sebelum
Masehi orang-orang Ceylon telah berdagang dan masuk abad ke-7
Masehi, orang Ceylon mengalami kemajuan pesat dalam hal perdagangan dengan
orang Cina. Hinggalah, pada pertengahan abad ke-8 orang Arab telah sampai ke Kanton.[3] Waktu masuknya Islam di Nusantara sudah berlangsung
sejak abad ke-7 dan 8 Masehi. Namun, perkembangan dakwah baru betul dimulai
kala abad ke-11 dan 12.[4] Artinya dakwah di Nusantara sudah merentang selama
beberapa abad pada masa-masa awal.[4] Indonesia sendiri pada masa-masa itu, tidaklah asing
dari pandangan musafir Arab. Sulaiman
at-Tajir misalnya, sampai ke kawasan Zabij yang ada di timur India.[5] Dilengkapi pula oleh catatan ahli geografi sejaman, Ibnu
Khurdadzbih bahwa Zabij dipimpin seorang Maharaja, yang juga
disetujui oleh pendapat Yaqut
al-Hamawi dan Al-Mas'udi.[6] Belakangan, pendapat soal negeri Maharaja ini disetujui
sejarawan Arab modern, Husain Mu'nis, bahwa ia merujuk pada daerah yang kini ada di
kawasan Indonesia modern.[7]
Mengenai tempat asal kedatangan Islam yang menyentuh Indonesia, di
kalangan para sejarawan terdapat beberapa pendapat. Ahmad Mansur Suryanegara mengikhtisarkan teori masuknya Islam dalam
tiga teori besar. Pertama, teori Gujarat. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para pedagang India muslim
pada sekitar abad ke-13 M. Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur
Tengah melalui jasa para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melalui peran para
pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat
sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M. Mereka berargumen akan fakta bahwa banyaknya
ungkapan dan kata-kata Persia dalam hikayat-hikayat Melayu, Aceh, dan bahkan
juga Jawa.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Dakwah Islam masa
Walisongo
Wali Songo yang telah membawa perubahan terhadap
masyarakat Jawa yang mayoritas saat itu beragama Hindu-Budha. Masing-masing
tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam mengajarkan agama Islam.
1. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Salah seorang wali songo yang bernama Syarif
Hidayatullah. Sangat berperan dalam penyebaran islam di jawa barat. Khususnya
di daerah Cirebon yang bernama Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati merupakan pendiri dinasti
kesultanan Banten, yang dimulai dengan putranya, Sultan Maulana Hasanudin dan
atas prakarsa itulah Sunan Gunung Jati melakukan penyerangan kepada Sunda
Kelapa pada tahun 1527 dibawah pimpinan Fatagillah panglima perang kesultanan
Demak yang juga membantu Sunan Gunung Jati.
2. Sunan Ampel
(Raden Rahmat)
Sunan Ampel atau yang memilki nama asli Raden
Rahmat beliau memulai dakwahnya dari sebuah pesantren yang didirikan di Ampel
Denta (dekat Kota Suarabaya). karena itu beliau dikenal sebagai pembina pondok
pesantren pertama di Jawa Timur, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat adalah
murid-muridnya Sunan Ampel.
3. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Selain dikenal dengan nama Maulana Malik Ibrahim,
Sunan Gresik juga dikenal dengan nama Maulana Magribi (Syekh Magribi). Karena
beliau diduga berasal dari wilayah Magribi (Afrika Utara).
Namun hingga kini belum diketahui secara pasti
sejarah tempat dan tahun kelahiranya, beliau diperkiarakan lahir sekitar
pertengahan abad ke 14, Beliau merupakan guru para wali, Sunan Gresik termasuk
orang pertama yang masuk ke pulau Jawa dan berasal dari keluarga muslim yang
taat, belajar agama Islam sejak kecil namun juga masih belum di
ketahui sipa gurunya, hingga beliau menjadi seorang ulama.
4. Sunan
Bonang (Raden Makhdum)
Sunan Bonang menyebarkan agama Islam dengan
cara menyesuaikan diri terhadap corak kebudayaan masyarakat Jawa yang
menggemari wayang dan musik gamelan. Hal tersebut beliau menciptakan
gending-gending yang memilki nilai-nilai keislaman. Setiap bait-bait lagu
diselingi dengan ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain) sehingga musik
gamelan yang mengiringinya kini dikenal dengan istilah sekaten.
5. Sunan Giri (Raden Paku)
Sunan Giri yang bernama asli Raden Paku adalah putra Maulana Ishak. Beliau
ditugsakan oleh Sunan Ampel untuk menyiarkan agma Islam di
Blambangan. Sunan Giri pernah belajar di pesantren Ampel Denta lalu setelah
dewasa, melalukan perjalanan haji bersama Sunan Bonang.
Setelah pulang dari haji singgah di Pasai untuk lebih memperdalam ilmu agama
saar itu Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di daerah Giri lalu beliau
mengirinkan banyak mengirimkan banyak juru dakwa ke berbagai daerah di nusantara untuk menyiarkan agama Islam.
6. Sunan Drajat (Raden Qasim)
Sunan Drajat dikenal sebagai seorang wali yang berjiwa sosial tinggi. Beliau
banyak memberikan pertolongan kepada yatim piatu, fakir miskin, dan orang
sakit. Perhatianya yang sangat besar terhadap masalah sosial.
Sunan Giri pada masa itu hidup saat zaman kerajaan Majapahit yang runtuh pada
sekitar tahun 1478 dan rakyat ketika itu mengalami suasana kritis serta dalam
keadaan prihatin.
7. Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria adalah seorang Wali Songo yang sangat berjasa bagi
penyebaran islam di nusantara pada daerah pedesaan. Tapi
putra Sunan Kalijaga ini dikenal suka menyendiri dan tinggal di desa bersama
rakyat biasa demi menyiarkan agama Islam.
8. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
Sunan Kudus atau Jafar Sadiq di beri gelar dengan nama Wali al ilmi artinya
orang yang berilmu luas oleh para Wali Songo karena memiliki keahlian
khusus dalam bidang agama. Beliau juga dipercaya memegang pemerintahan di
daerah kudus.
9. Sunan Kalijaga (Raden Sahid)
Sunan Kalijaga dikenal sebagai budayawan dan seniman seni suara, seni ukir dan
seni busana beliau menciptakan aneka cerita wayang yang bercorak keislaman.
Sunan Kalijaga memperkenalkan bentuk wayang yang terbuat dari kulit kambing
(wayang kulit), karena pada masa itu wayang populer dilukis pada semacan kertas
(wayang beber) dalam seni suara beliau adalah pencipta lagu
Dandanggula.***(Ifan Apriliyanto/Portal Jember)
BAB III
KESIMPULAN
·
Perkembangan
Islam tidak lepas dari adanya para pedagang yang datang ke indonesia
dengan tujuan berdagang. contoh nya teori gujarat, pedagang dari gujarat datang
ke indonesia dan membawa agama islam, ada juga pedagang dari arab namanya teori
arab. Selain itu ada lagi teori lain yang awalnya juga berdagang seperti dengan
adanya Teori Tiongkok dan Teori Persia.
·
Perkembangan
islam di Indonesia juga tidak lepas dari penyebar agama islam yang dikenal
dengan Wali Songo di jawa dan Dato Tallu di Sulawesi.
·
Proses
penyebaran islam di Indonesia tidak lepas dari akulturasi dengan kebudayaan
lama sebelum masuknya islam. Beberapa akulturasi tersebut dapat dilihat di
permainan tradisional, wayang, masjid yang tidak melepaskan ajaran islam dan
kebudayaan lama.